Ada bara pada cinta yang gemuruh di jantungku.
Sebongkah niat, segunung hasrat. Bibirku merangkum sejuta getaran dalam satu isyarat, ciuman dahsyat.
Lihalah pendarpendar api di mataku—
Setiap rayu adalah aksara yang terbakar. Lava cinta meleleh dari mataku menuruni jurang yang membelah dadamu. Denyut nadi tak meredakan gejolak jantungku.
Magma tak habis-habisnya bergolak.
Memuntahkan vulkanik rindu ke langit semesta.
Bila debu rinduku menghalangi pandangmu, semata-mata aku ingin memenuhi matamu dengan kata cinta.
Aku tak bisa berhenti menyemburkan cinta di tubuhmu, sejuta cium dan peluk, memenuhi lembah-lembahmu, sungai-sungai hatimu. Tak bisa berhenti hanyut, dalam denyut di nadimu. Aku meleleh dalam hidupmu.
Menciptakan kawah-kawah rindu yang baru.